Bupati Aceng dan Baju Robek


Aceng Fikri dan Baju RobekGonjang-ganjing berkaitan dengan pernikahan kilat Bupati Garut, Aceng Fikri, dengan Fani Oktora cukup merebak di mana-mana. Bukan saja media tanah air yang membahasnya, media macanegara sekelas CNN pun turut memperdebatkannya.

Terlepas dari pro kontra tentang pernikahan yang berakhir dengan talaq via teks pesan singkat tersebut, saya mencoba untuk melihat dari sisi lain tentang arti kehadiran pasangan hidup menurut agama yang saya anut, agama Islam. Tulisan ini sama sekali tidak bermaksud untuk menghujat Pak Bupati, melainkan untuk mengingatkan kepada diri saya sendiri tentang makna istri bagi kehidupan saya pribadi.

Terus terang, tulisan ini terinspirasi oleh artikel dalam bentuk PDF yang saya temukan saat ber-googling ria. Sayang sekali penulisnya tidak mencantumkan namanya alias anonim sehingga sulit bagi saya untuk mengucapkan terima kasih kepadanya. Semoga Allah SWT membalas segala kebaikannya.


Kawan, di dalam atikelnya, teman anonim kita tersebut mengutip ayat al-Quran yang berbunyi: “….Mereka (istri-istrimu) adalah pakaian bagimu dan kamu adalah pakaian bagi mereka .”(Qur’an Surat al-Baqarah: 187).

Perumpamaan yang diungkap Allah SWT dalam ayat di atas sesungguhnya merupakan perintah untuk saling memberi citra positif secara resiprokal bagi pasangan suami-istri. Ya, pakaian berfungsi sebagai pelindung tubuh sekaligus meletakkan kehormatan bagi yang memakainya. Hadir pada sebuah perhelatan dengan mengenakan pakaian seadanya, tentu akan berbeda kesannya dengan berpakaian yang indah dipandang mata. Pakaian juga memancarkan wibawa manakala kita benar memakainya. Tengoklah, Barack Obama dan Mitt Romney mematutkan pakaiannya menjelang debat kandidat Presiden Amerika Serikat berlangsung. Seindah itulah Allah SWT mengumpamakan kehidupan suami-istri.

 
TERKAIT:  3 Waktu Paling Mustajab untuk Doa Mohon Jodoh Pada Bulan Ramadhan

Tak ada makna tersirat lebih-lebih makna tersurat yang merendahkan kaum lelaki maupun kaum perempuan dalam perumpamaan tersebut. Jika Kang Aceng Fikri mengupamakan Fani Oktora sebagai pakaian robek lalu menukarnya dengan pakaian bagus, jelas sangat jauh melenceng dari ungkapan yang Allah berikan pada surat al-Baqarah tadi. Seperti yang disampaikan oleh Wakil Ketua Komisi VIII yang membidangi agama, Jazuli Juwaini, istri bukanlah barang komoditas yang bebas ditukar tambah.

Mari kita hormati perempuan-perempuan di seantero bumi ini karena dari rahimnyalah lahir anak-anak kita. Jangan lupa, bahwa kita juga dilahirkan oleh seorang perempuan, ibu kita. Pada hakikatnya, menghormati istri kita adalah juga menghormati ibu kita.

Semoga setelah membaca tulisan singkat ini, kita semua tersadarkan tentang makna yang terkandung pada perumpamaan pakaian yang Allah ungkapkan pada Qur’an Surat al-Baqarah: 187 di atas. Semoga jodohmu kelak bisa memperlakukanmu dengan indah seindah perumpamaan yang Allah ungkapkan itu. Amien!