Kawan Saya Menemukan Jodohnya di Internet


Kawan Saya Menemukan JodohnyaDari mana datangnya lintah
Dari sawah turun ke kali
Dari mana datangnya cinta
Dari dunia maya turun ke hati

Maaf, pantun yang dulu diajarkan oleh Guru Bahasa dan Satra Indonesia kita itu, sedikit saya modifikasi. Zaman telah berkembang. Hari ini tidak sedikit kawan-kawan kita yang jatuh cinta dan menemukan tambatan hatinya dengan perantaraan dunia maya alias internet.

Teman saya, putra asli Sulawesi Selatan, bisa berjodoh dengan seorang gadis Jawa Timur. Ya, dengan sentuhan jari-jarinya pada tombol yang berderet di keyboard komputer itu, kawan saya merambah dunia maya. Pada suatu kesempatan, ia bertegur sapa dan berkenalan dengan seorang cewek melalui sosial media. Chatting yang tadinya mungkin sekenanya saja, ternyata berkembang menjadi cinta yang mengantarkan mereka berdua ke pelaminan.


Di situlah letak egaliternya dunia maya. Siapa saja bisa bisa menjadi pelaku jatuh cinta dengan perantaraannya.

Ibarat koin, dunia maya memiliki dua sisi yang berbeda. Kepingannya dapat dipandang dari segi manfaatnya sekaligus juga bisa ditilik dari sisi mudaratnya. Teman saya adalah contoh positif yang berhasil mengambil manfaat dari dunia maya sehingga bertemu dengan pasangan hidupnya. Di sisi lain, kita lihat sebagian saudara-saudara kita mudarat kehidupannya pascabergaul di dunia maya.

 
TERKAIT:  Pasangan Berbeda Iman

Bagi saya, internet dengan segenap kemudahannya itu identik dengan bara arang. Dalam tempo sekejap telapak tangan kita segera hangus seandainya bara tersebut kita genggam. Tapi, di tangan seorang pedagang nasi goreng yang mangkal di depan perusahaan karoseri terkenal di Magelang, bara itu menjadi penghantar terciptanya sajian yang, subhanallah, nikmat tiada duanya.

Ya, pedagang itu memasak mie kuah dan nasi goreng dengan menggunakan bara arang. Entah mengapa sajiannya jadi lebih enak daripada masakan yang dipanaskan dengan kompor elpiji. Rasa itulah yang menyebabkan saya senantiasa hadir di sana manakala bertugas ke Kota Magelang.

Kita sudah dewasa dan di tangan kitalah nasib bara panas itu ditentukan. Jika sisi manfaat yang ditempuh, nasib kita akan semujur teman saya. Tapi, jika sisi mudarat yang dianut, nasib kita tak akan beda jauh dengan kawan-kawan kita yang kehidupannya jadi tambah amburadul.

Opsi yang mana yang akan kamu pilih, Kawan?