Fajar Kemenangan Telah Menyingsing; Mari Kita Hampiri!


Fajar Kemenangan Telah Terbit; Mari Kita Hampiri!

“Our greatest glory is not in never falling, but in rising every time we fall.”
(Confucius)

Untuk urusan sikap militan dalam pelajaran jatuh, bangkit, lalu berdiri, kita harus banyak belajar kepada seseorang. Tapi siapakah guru besar yang harus kita sambangi? Jawabannya: Diri Kita Sendiri.


Kok, bisa? Bagaimana ini ceritanya?

Begini. Coba ingat-ingat, kapan terakhir kita belajar berjalan? Wah, pasti sudah lupa semua. Kita memang tidak pernah mengingat-ingatnya. Hanya saja yang pasti, waktu itu kita tidak pernah didera ketakutan sama sekali. Pokoknya berjalan dan terus berjalan. Tidak peduli rasa sakit yang mendera akibat kita jatuh berkali-kali. Hikmah yang dirasakan pada hari ini adalah bisa berjalannya kita.

 

Coba, jika waktu itu kita menjadi seorang panakut alias pengecut. Kita tidak berani belajar berjalan lagi disebabkan pernah jatuh. Pasti hingga hari ini kita masih belum bisa memanfaatkan dengan baik kedua belah kaki kita. Jangankan berjalan, berdiri tegak pun belum tentu kita mampu.

Lantas mengapa hari ini begitu banyak di antara kita yang mengidap penyakit takut jatuh atawa takut gagal. Padahal, gagal dan jatuh itu merupakan hal yang lumrah sebab kita pernah mengalaminya. Maka mulai hari ini enyahkan semua ketakutan tersebut.

TERKAIT:  Karakter Shio Kambing

Setiap ketakutan tersebut datang menyambangi, ingat-ingatlah bahwa kita pernah belajar berjalan. Berkali-kali jatuh. Tak terhitung kita bangkit lagi. Lalu, hari ini kita bisa berjalan dengan tenangnya.

Jadi, tak masuk akallah jika karena satu kali mengalami kegagalan cinta atau satu kali ditolak seseorang, lantas kamu mutung dan mengundurkan diri dari gelanggang percintaan. Kamu pun kemudian bersumpah tidak akan pernah lagi menjalin komunikasi dengan lawan jenismu. “No men atau no women no cry,” katamu.

Ah, sudahlah. Hapus segala rasa kecewamu itu. Mari kenang kembali saat-saat kita belajar berjalan terdahulu. Bukankah hingga hari ini kenangan tersebut masih relevan diterapkan pada penggalan demi penggalan kehidupan yang sedang dan akan kita tapaki. Mari bangkit, berdiri, lalu berjalan lagi. Jangan pernah sekali pun berkesimpulan bahwa kegagalan yang baru kamu alami adalah akhir dari segala-galanya. Fajar kemenangan telah terbit nun jauh di depan sana. Mari kita hampiri!