Jangan Rendahkan Martabat Orang yang Kita Benci


Jangan Sekali-kali Merendahkan Orang yang Kita BenciRasa cinta itu tidak bisa dipaksa. Meskipun demikian, jika kita tidak senang dengan seseorang bukan berarti bisa berbuat semena-mena hingga menistakan orang tersebut. Cinta itu karunia Tuhan yang tak bisa ditebak ke mana akan jatuhnya. Bisa jadi jatuhnya pada seseorang yang memang siang malam selalu kita impikan. Itulah yang namanya keberuntungan. Di sisi lain, ada kalanya seseorang jatuh cinta kepada kita, tapi tak sedikit pun rasa cinta tumbuh dalam sanubari kita kepadanya. Yang terjadi malah sebaliknya: kita begitu benci kepadanya.

Harap diwaspadai, ini adalah batu ujian bagi kita. Begitu kita menunjukkan kebencian ini secara terbuka hingga membuat hati seseorang terluka, maka bersiap-siaplah akan manjurnya doa orang teraniaya tersebut.

Seorang kawan bercerita tentang nasib kakak perempuannya yang dulu begitu digandrungi banyak lelaki, tapi kini hidup merana dengan status jomblo tuanya. Ketika masih muda kakaknya dikenal sebagai bunga kampung yang tak ada saingannya. Sanjungan datang dari sana-sini, utamanya dari para lelaki yang mengidolakannya.


Rasa percaya diri yang melambung tinggi telah membuatnya besar kepala. Ia memasang kriteria lumayan tinggi buat para lelaki yang mengharapkan cintanya. Ia tak segan mencampakkan pemuda yang menurutnya bukan levelnya.

TERKAIT:  Pasangan Hidup Kita=Sahabat Sejati Kita

Pada suatu hari ada seorang prajurit kelas akar rumput yang mendekatinya dengan tujuan suci untuk mempersuntingnya. Entah setan apa yang sedang bertahta dalam hatinya. Laki-laki sederhana itu bukan sekedar ditolaknya, melainkan juga dihina dan direndahkan martabatnya.

 

Sejak penolakan itu tak ada lagi lelaki yang berani menunjukkan niat baiknya. Hingga usianya menjelang senja ia masih sendiri. Menurut sebagian orang ia telah kena guna-guna. Ada pula yang menyebutkan bahwa ia termakan doa mustajab orang-orang yang yang teraniaya olehnya hingga tak ada seorang pun pria yang mau mendekatinya. Tapi berdasarkan pertimbangan akal sehat, saya kira wajar saja dia dijauhi para lelaki. Siapa sih yang mau mendekati perempuan sombong dan pemilih seperti itu.

Sorry, kok jadi mendongeng seperti ini. Tapi pada intinya, kisah nyata tersebut mengingatkan kepada kita untuk berhati-hati dalam menyatakan sikap ketidaksenangan kita. Sekalipun azab itu tidak muncul, paling tidak penyesalan itu pada suatu waktu akan datang jua. Sebab, bisa terjadi Tuhan membalikkan hati kita. Dari yang tadinya benci kemudian berubah menjadi tergila-gila kepadanya. Hayo, kalau hal seperti ini menimpa dirimu, apa tidak gila beneran jadinya.