Subuh kemarin, ustad yang biasa mengisi ceramah di surau kami menjelaskan tentang pandangan hati kita yang kian buruk akhir-akhir ini. Katanya kita sudah tidak bisa lagi leluasa meneropong setiap peristiwa dengan mata hati kita. Penyebabnya, lensa mata hati itu telah tertutup rapat oleh bayang-bayang duniawi semata.
Dalam meneropong jodoh pun demikian. Kita lebih sering menentukan pilihan hanya didasarkan pada aspek duniawi semata, antara lain, rupa dan harta. Kita lupa bahwa kebahagiaan itu bukan semata-mata ditentukan oleh kedua aspek tersebut. Kita lupa bahwa kebahagiaan hakiki dalam merajut kasih sayang juga ditentukan oleh sifat dan prilaku jodoh kita. Dan aspek tersebut hanya bisa dilihat dengan hati nurani kita.
Harta, tahta, dan rupa memang tidak diharamkan untuk dijadikan acuan dalam menentukan pilihan jodoh kita. Namun, jika kita berpaling pada ketiga paramerter tersebut sambil melupakan aspek prilaku calon pasangan kita, maka tunggulah penderitaan kita.
Hidup bergelimang harta; menyandingkan seseorang yang menempati tahta; berpasangan dengan seorang rupawan tentu menjadi cita-cita kita bersama. Namun sekali lagi saya sampaikan bahwa kebahagiaan itu tidak semata-mata hadir dari ketiga sumber tersebut.
Makanya mulai hari ini mari kita asah ketajaman mata hati kita agar tidak mengalami salah pilih dalam menentukan pasangan hidup kita. Caranya? Menurut Imam Ghazali dalam kitab Mukhasyafatul Qulub, terdapat 39 langkah untuk mempertajam mata hati kita, di antaranya: bertobat, takut kepada Allah, meninggalkan syubhat (benda atau sesuatu yang tak jelas haram halalnya), serta berpengharapan baik kepada Allah.
Untuk sementara mari kita praktikkan dulu keempat hal di atas. Semoga bermanfaat serta berdampak positif terhadap tingkat ketajaman mata batin kita.