Khawatirkah, Jika Pasangan Kita Begitu Perhatian terhadap Ibunya?


Khawatirkah, Jika Pasangan Kita Begitu Perhatian terhadap IbunyaSaya belum termasuk dalam kategori seseorang yang berbakti kepada ibu jika ukurannya adalah perhatian teman surganya Nabi Musa AS. Siapakah teman Nabi Musa yang dimaksud? Dia adalah seorang pedagang daging di pasar yang beribukan seorang perempuan renta. Pagi dia berangkat ke pasar untuk mecari nafkah. Siang ia akan kembali ke rumahnya untuk merawat ibunya itu.

Jangan bayangkan ibunya itu seorang perempuan sehat. Justru sebaliknya. Perempuan yang telah melahirkannya itu sudah seperti bayi. Makan mesti disuapi. Minum pun demikian. Orang Jawa menyebutnya sebagai kembang bayang karena aktivitas keseharian perempuan renta itu hanya bisa dilakukan di tempat tidurnya.

Setiap hari si pemuda itu memandikan ibunya. Pakaian kotor yang telah dipakai ibunya itu senantiasa dicucinya. Ajaibnya, tak pernah sekalipun pemuda itu mengeluh dengan segala kerepotannya. Ia dengan sabar dan telaten merawat ibunya tersebut. Melihat kesabaran anaknya, setelah disuapi sang ibu pun selalu berkomat-kamit; berdoa kepada Allah SWT agar anak semata wayangnya dijadikan sahabat Nabi Musa kelak di Surga.


Merawat bayi pasti memberikan hiburan tersendiri. Kita akan terhibur dengan segala kelucuannya. Merawat perempuan tua yang sakit-sakitan? Tentu saja, hanya orang-orang pilihan yang dapat menjalaninya dengan penuh kesabaran.

TERKAIT:  Dekati Bapaknya; Jauhi Anaknya!

Orang-orang yang begitu perhatian kepada ibunya memiliki korelasi dengan sifat kesabaran. Anehnya, beberapa perempuan justru tidak suka jika pasangannya atau calon pasangannya itu begitu peduli terhadap ibundanya. Ada semacam kekhawatiran yang menyelimuti hati mereka. Takut jika perhatian bagi dirinya tersedot oleh sang mertua atau calon mertuanya itu.

 

Apakah kamu termasuk bagian dari mereka? Wah, jika benar, kamu termasuk bagian dari orang-orang yang merugi. Doa seorang ibu itu sangat mustajab. Jika kita berbakti kepada ibu maka kebahagiaan telah menanti pada setiap kesempatan. Ingat pula bahwa yang dimaksud ibu itu bukan sekedar seseorang yang teah melahirkan kita. Termasuk di dalamnya adalah ibu mertua kita.

So, dukunglah para suami atau calon suami kita jika dia begitu perhatian terhadap ibunya.