Tersenyumlah di Kala Suka Maupun Duka


Making a point emoticonMaaf, saya masih belum bisa menghadapi setiap kenyataan dengan kepala dingin. Padahal, jika setiap kenyataan tersebut dihadapi dengan kepala dingin, maka urusannya akan cepat selesai.

Setiap peristiwa yang dihadapi pasti memiliki tantangannya sendiri-sendiri. Dan itu semua terjadi demi pendewasaan diri kita. Katanya, pelaut ulung dilahirkan hanya dari hempasan angin dan gelombang pasang.

Tapi, itu tadi. Hingga hari ini saya selalu curiga dan curiga terhadap Tuhan saya sendiri. Saya kadang merasa Yang Mahakuasa pilih kasih. Mengapa si fulan diberi kemudahan dalam mencapai cita-citanya, sedangkan saya untuk sekedar mencapai setengah kesuksesannya, sulitnya setengah mati.


Itulah sebabnya saya selalu bertanya dan terus bertanya tiada henti atas segala peristiwa tidak mengeenakkan yang saya alami. Hati senantiasa melakukan resistensi.

Saya sering merasa apa yang menimpa saya tidak memiliki sedikit pun manfaat. Padahal, kalau mau menoleh ke belakang, saya mestinya bersyukur dengan segala rintangan dan ujian yang saya hadapi. Sebab, rintangan-rintangan itulah justru yang membesarkan saya.

 

Begitu banyak hambatan harus saya alami untuk menemukan tambatan hati. Waktu itu kawan-kawan sebaya sudah menikah semua, sementara saya masih tetap hidup sendiri. Begitu gampangnya mereka menemukan jodohnya. Sementara saya masih terus berhadapan dengan aneka macam penolakan. Anaknya mau, orang tuanya menolak. Di lain waktu, orang tuanya setuju, anaknya sangat- sangat tidak setuju. Pada kesempatan berikutnya, anaknya tidak setuju, anaknya pun demikian.

TERKAIT:  Ngungkit Aib Masa Lalunya, Ngapain?!

Hikmah yang dapat saya petik pada hari ini ternyata sangat luar biasa. Coba, kalau tidak mengalami berbagai macam penolakan itu, mana mungkin saya akan mendapatkan jodoh sebaik istri saya pada hari ini. Justru berkat penolakan tersebut, saya dapat membangun sebuah bahtera rumah tangga bahagia.

Semoga dengan selalu bercermin pada ketidakenakan yang dialami masa lalu, saya bisa optimistis bahwa ketidaknyamanan yang sedang saya hadapi ini pada akhirnya akan berbuah kebahagiaan. Dengan demikian, bibir saya dapat selalu membersitkan senyuman dalam kondisi suka maupun duka. Amien.